watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

PEMUAS NAFSU BIRAHI ATASAN

Usia saya saat saya ceritakan pengalaman ini baru
berumur 24 tahun. Saya lulusan terbaik di salah satu
universitas swasta di kota J. Saya mengambil
jurusan fakultas hukum, dan sekarang saya bekerja
di PT. "X" yang bergerak dalam bidang eksport-
import. Saya menjabat sebagai kepala Personalia
dan HRD. Memang wajah saya terbilang ganteng
dan tubuh saya termasuk dalam katagori bagus.
Di perusahaan di mana saya bekerja mayoritas
wanita, pemilik perusahaan in adalah wanita
keturunan Japang (Jawa dengan Jepang), karena
kepandaian saya dan kepintaran saya maka saya
menjadi tangan kanannya walaupun ia sudah
mempunyai sekretaris yang cantik, lulusan salah
satu akademi sekretaris di kota J. Saya menjabat
sebagai Kepala Personalia dan HRD serta sebagai
tangan kanan Big Boss. Ada enaknya dan ada juga
tidak enaknya.
Pengalaman yang ingin saya ceritakan ini terjadi
pada tanggal 26 Agustus 2000, di mana saat itu
saya memberikan perintah kepada bawahan saya
untuk mentransfer gaji karyawan. Saya tidak habis
pikir, gaji saya tidak masuk dalam daftar transfer.
Lalu saya tanya kepada bawahaanku "Ke, Ike…
kenapa nama saya tidak ada dalam daftar."
"Kamu kan tahu, saya ini atasan kamu," tanya saya
dengan nada meninggi.
"Maaf Pak, gaji Pak Tony ditahan sama Ibu Valerie
(atasanku)," jawab Ike.
"Ya, sudah sana cepat transfer, nanti terlambat,"
saya memberikan perintah kepadanya.
Aku tidak habis pikir ada apa Ibu Valerie ini menahan
gaji saya, apa saya korupsi sehingga gaji saya tidak
sesuai dengan hitungannya, atau saya ada kesalahan
terhadapnya. Pertanyaan itu yang terus berputar
dalam otak saya. Tiga jam sebelum pulang kantor,
saya memberanikan diri untuk mememuinya.
Tampak Bu Valerie dengan usia 37 tahun masih
terlihat kecantikan yang tersimpan hingga kini.
"Sore, Bu," saya memulai pembicaraan.
"Oh, kamu Tony, Silakan duduk dahulu," ucap bos
saya.
"I..ya, Bu," tergagap-gagap saya menjawabnya.
"Tunggu sebentar, yah, Saya mau membereskan
urusan ini dahulu," kata bos saya.
Saya duduk dengan manis, tiba-tiba saya menatap
belahan dadanya yang tidak terkancing dengan baik.
Ternyata bos saya mempunyai payudara yang
masih seperti anak umur belasan tahun. Padahal
setahu saya bos saya itu mempunyai seorang anak
perempuan yang bernama Lady, yang sekarang
sudah duduk di SMU. Mata saya terpaku pada
belahan dada bos saya sehingga tanpa saya sadari
batang kemaluan saya telah menegang. Tiba-tiba
bos saya berkata dengan nada yang tinggi.
"Pak Tony, kalau kamu ingin gaji kamu bulan ini,
tolong kamu ke rumah saya malam ini," kata bos
saya dengan nada tinggi.
"Pokoknya saya tidak mau tahu, Pak Tony harus
ada di rumah saya jam 8 malam ini," perintah bos
saya dengan tegas.
"I…ya, Bu Valerie," jawab saya terbata-bata.
Sekarang jam 6 sore, saya telah sampai di
kontrakan, tetapi saya masih bertanya-tanya dalam
hati. "Ada apa diantara saya dengan bos saya".
Sambil menunggu waktu untuk berangkat saya
meminum secangkir kopi hangat yang dibuatkan
oleh pembantu.
"Pak, saya pulang dulu," pinta pembantu saya.
"Oh, iya.. iya," jawab saya sedikit kaget. Karena
pikiran saya tertuju pada bos saya.
Setelah pembantu saya pulang, saya berangkat ke
tempat kediaman bos saya. Tempat kediaman bos
saya termasuk dalam wilayah elit.
"Kring…….kring…….kring," bunyi bell pagar, yang
saya pencet.
"Kring..., kring... kring," untuk kedua kalinya saya
pencet bell.
"Siapa?" Tanya wanita muda, yang wajahnya mirip
sekali dengan bos saya.
"Saya, Pak Tony, pegawai Bu Valerie," jawab saya
sambil menutupi kekagumanku terhadap wajahnya.
"Oh... ibu ada di dalam, lagi menunggu bapak,"
jawab wanita tersebut.
"silakan masuk, pak," kata wanita tersebut.
"Terima kasih, Dik," jawab saya.
"Ngomong-ngomong, adik ini siapa?" Tanya saya.
"Oh…saya adalah anak Bu Valerie," jawabnya.
......"Oh…Lady, yang waktu itu ikut ke kantor dengan
Ibu," jawab saya.
"Iya..iya," jawabnya.
"Kamu sudah besar yah," kata saya.
"Iya..iya," jawabnya.
Setibanya di dalam rumah saya diminta langsung
menunggu di ruang kerjanya Bu Valerie. Sambil
menunggu saya melihat-lihat seluruh ruang kerja
bos saya. Di sana terpampang foto keluarga dan
foto bos saya. Terlihat cantik sekali bos saya di foto.
"Mau minum apa, Ton?" Tanya bos saya tiba-tiba.
"A..pa sa..ja Bu," jawab saya tergagap-gagap karena
kaget.
"Begini Ton, Ibu meminta kamu ke sini untuk
mengerjakan suatu kerjaan," bos saya menjelaskan
kepada saya.
"Kerjaan apa itu bu?" Tanya saya.
"Kamu harus mau untuk..." Jawab bos saya dengan
tidak menyelesaikannya.
"Untuk apa bu?" Tanya saya lagi.
"Kamu harus mau untuk melayani saya," jawabnya
dengan sedikit mendesah.
"Saya tidak mau...tidak mau," jawab saya.
"Kalau kamu tidak mau juga tidak apa-apa, tapi
kamu harus mau memikul akibatnya," ancam bos
saya.
"Apa akibatnya?" Tanya saya.
"Kamu dapat saya pecat atau..."
Tanpa diberikan waktu untuk berpikir, bos saya
menarik gaun malamnya hingga robek dan berkata,
"Tolong-tolong, saya mau diperkosa...tolong-
tolong, saya mau diperkosa," teriaknya.
Tanpa pikir panjang lagi aku berkata "Oke...oke, saya
mau, tetapi dengan satu syarat," kataku.
"Apa syaratmu?" Tanya bos saya.
"Tolong, aku dikawinkan dengan anakmu," jelas
saya.
"Tidak……tidak bisa," jawabnya.
"Kalau tidak bisa, yah nggak apa-apa, saya tahu ibu
mau mengelabui saya, ruangan ini kedap suara."
Jelas saya.
"Walaupun ibu teriak-teriak tidak akan ada yang
dengar, bukan begitu bu?"
"Ya….ya kamu benar, tapi syaratmu itu terlalu
besar," sejenak ia berpikir.
"Oke…oke saya setuju dengan syaratmu, tapi saya
mempunyai syarat lagi," katanya.
"Apa syaratnya?" Tanya saya.
"Kamu harus mau melakukan apa saja dalam
berhubungan seks dengan saya," pinta bos saya.
"Apa saja?" tanyaku keheranan.
"Ya…..ya, apa saja," jawab bos saya.
Sejenak saya berpikir "Oke ….oke, sebelumnya
mana gaji saya dan mana bukti Ibu menyerahkan
anak Ibu?"
"Oke…..oke, ini gajimu dan anak saya nanti saya
serahkan kepadamu, setelah kita bermain seks."
Jawabnya.
"Oke…oke, silakan ibu memakai saya." Jawab saya.
Tanpa diminta untuk kedua kalinya bos saya
langsung membawa saya ke kamar yang khusus.
Kamar tersebut beraroma khusus, sehingga
menimbulkan gairah seks bagi siapa saja yang ke
kamar tersebut. Saya diminta tidur dalam posisi kaki
terbuka dan tangan merentang ke samping. Saya
ditelanjangi dengan cepat oleh bos saya. Lalu kaki
saya diikat dengan tempat tidur dan tangan sayapun
diikat juga.
"Bu……bu, mau diapain saya……?"
"Jangan ribut! Kamu sudah setuju dengan syarat-
syaratnya, kan?"
Setelah berkata itu, bos saya mengulum batang
kemaluan saya dengan kasarnya.
"Oww.., owww..., sak.. kit, Bu," tampaknya Bos
saya tidak peduli lagi. Batang kemaluan saya
digesek-gesek ke giginya hingga saya merasakan
perihnya.
"Bu... bu... per.. rih... oww... oww... pel.. lan.. pel..
an, Bu,".
Tiba-tiba tangan bos saya menutup mulut saya
dengan saputangannya.
"Ohm... ohm... ohm……." saya menggeliat kesana-
kemari.
Tampaknya bos saya itu mengalami kelainan
seksual sehingga saya disiksa begini. Batang
kemaluan sayapun tidak dapat berdiri dengan
gagah. Bos saya membiarkannya batang kemaluan
saya berada dalam mulutnya. Tiba-tiba mulut saya
disumpal dengan batang kemaluan dari karet
sintetis.
"Mhm... mhm... mhm," dan bos ......sementara batang kemaluan saya digosok-
gosokan ke lubang kemaluannya sehingga batang
kemaluan sayapun mulai berdiri tegak.
"Owhm.. owhm... owhm," bos saya mengulum
batang kemaluan dari karet sintetis yang berdiri
tegak di mulut saya.
Posisi tubuh berputar dan wajah bos saya di depan
wajah saya, lalu mencabut batang kemaluan dari
karet sintetis itu dalam mulut saya dan mulut saya
lalu diciumi bertubi-tubi.
Sementara tangannya memegang batang kemaluan
dari karet sintetis itu ke arah pantat saya, terasa ada
sesuatu yang mau masuk ke dalam anus saya. Saya
menggeliat sebisa-bisanya, tetapi saya tidak dapat
melepaskan siksaan ini. Akhirnya batang kemaluan
dari karet sintetis itu masuk sedikit ke dalam anus
saya.
"Oww……oww……mh…..mh…..mh," saya kesakitan
sambil meronta. Setelah batang kemaluan dari karet
sintetis itu masuk tiga perempat ke dalam anus
saya, bos saya ganti posisi, ingin mempertemukan
lubang kemaluan dan lubang anusnya dengan
batang kemaluan saya dan batang kemaluan dari
karet sintetis itu. Sementara saya mengeluarkan air
mata, saya merasakan adanya sedikit nafsu dalam
diri saya dan perihnya anus saya ditembus oleh
batang kemaluan dari karet sintetis bos saya dan
mulut saya disumpal lagi oleh saputangannya.
Batang kemaluan saya tidak berdiri penuh lagi maka
dengan kedua tangan bos saya, mengocok batang
kemaluan saya dan memberikan sedikit ludah dari
mulutnya ke pangkal serta kepala batang kemaluan
saya.
Saya merasakan batang kemaluan sayapun lama-
lama tegang lagi dan selanjutnya bos saya mencoba
memasukkan batang kemaluan saya ke dalam
lubang kemaluannya.
"Slep…..slep….slep," setelah didorong tiga kali batang
kemaluan sayapun masuk seperempat ke lubang
kemaluannya, tiba-tiba batang kemaluan dari karet
sintetis yang ada di dalam anus saya dibengkokkan
sedikit untuk mengarah ke anus bos saya. Bos saya
mencoba untuk memasukannya dan berhasil
memasukan setengah batang kemaluan dari karet
sintetis ke dalam anusnya.
"Owhm..., owhm..., owhm..., owhm," bos saya
mulai menggoyangkan pinggulnya, sementara aku
masih merasakan perih di sekitar anus dan batang
kemaluan saya yang terbenam dalam lubang
kemaluannya.
"Oehm... oehm... oehm..." saya merasakan
desakan nafsu lebih besar dari pada rasa perih saya
di anus.
Saya goyangkan pinggangku ke kanan dan ke kiri,
"Oww... ow... ow... ter..us, ter..us... Ton..ny,
ter..us.. ach... ach... ach," reaksi yang sangat gila
dari bos saya.
Ia menekan setelah ia menaikkan sedikit pinggulnya.
"Ach... ach... ach... Ton... Say... say..a tid..dak..
ku..at la..gi," bersamaan dengan itu saya merasakan
sperma saya muncrat di dalam lubang kemaluan
bos saya, "Ow... owh.. owhm... say..ya
kel..lua..rrrr... bu,"
"Tidak apa-apa Ton."
Setelah bos saya sampai puncak, kain yang
menyumpal mulut saya dibuka. Tubuh lemas bos
saya terkulai di samping saya.
"Bu... tolong-tolong, sakit sekali anus saya, bu," dan
bos saya membuka ikatan saya.
Sayapun tidak dapat bergerak karena anus saya
perih dan sakit.
"Ow.. Tony sayang kasihan kamu," bos saya
berkata sambil menjilati batang kemaluan saya dan
anus saya dengan lidahnya.
Rasa perih dan sakit lama-lama hilang, dan saya
memberanikan diri untuk duduk di kasurnya tetapi
masih ada sedikit rasa yang mengganjal di anus
saya. Sementara bos saya tergolek di tempat tidur
kehabisan tenaga.
"Ton.. besok senin.. kamu saya kasih cuti satu hari,
dan saya kasih kunci rumah ini, biar kamu
mengambil syaratmu, karena anakku pulangnya
jam 12 siang, mainlah sepuasmu yah," kata bos
saya.
"Itu ambil kuncinya di meja kerja, tapi satu saja
yah."
Sayapun mengambil kunci rumah tersebut dan saya
simpan, saya berpikir besok hari minggu dan hari
senin masih lusa. Saya ingin memberikan kejutan
seperti ini pada bos saya, tetapi saya yang memulai.
Saya pulang ......dengan uang gaji, kunci dan rasa perih di anus
saya, sayapun berjalan seperti orang yang baru
disunat.
Sampai di rumah saya merebahkan diri dan tertidur
sampai pulas. Keesokan harinya saya bangun pagi-
pagi dan saya masih merasakan sedikit perih di
dalam anus saya bila saya buang hajat. Saya mandi
dan siap-siap untuk membuat kejutan di rumah bos
saya. Di perjalanan saya melihat terong unggu yang
bentuknya lurus tidak bengkok-bengkok dan
bulatnya rapi. Saya beli dua terong itu seharga Rp.
500,- dan saya sampai ke rumah bos saya. Dengan
diam-diam saya masuk ke rumah bos saya karena
saya diberi kunci luar dan kunci dalam. Saya
berjalan perlahan-lahan menuju kamar bos saya.
Setibanya di depan kamar saya coba untuk
membuka, dan memang tidak dikunci. Saya masuk
perlahan-lahan dengan detak jantung yang semakin
cepat. Saya melihat bos saya tidur dengan gaun
malam dan tampak sekali belahan lubang
kemaluannya karena pakaiannya tersingkap oleh
tangannya sendiri. Saya diam-diam dan hati-hati,
karena anus saya masih perih-perih sedikit. Saya
tarik sedikit celana dalamnya dan saya ambil gunting
yang ada di meja. Saya tarik sedikit dan saya
gunting celana dalamnya. Saya tarik perlahan-lahan
dan saya buang CD-nya ke tempat sampah yang
ada di kamar bos saya. Saya ikat kedua-tangan bos
saya ke tempat tidur dan saya mulai memasukan
terong tersebut ke anus bos saya tanpa diolesi lotion
dan terong itu susah sekali masuk ke dalam anus
bos saya, lalu saya ludahi terong itu dan perlahan-
lahan mulai masuk sedikit demi sedikit dan bos saya
bangun dari tidurnya membalikan tubuhnya.
"Sh...sh, Ton apa yang kau lakukan?" sambil
bergerak dan terong itu tertindih oleh pantat bos
saya.
"Saya mau membalas perlakuan boss."
Maka tanpa diberi aba-aba lagi saya tekan terong
yang masuk ke dalam anus bos saya dan terong
yang kedua saya masukkan ke dalam lubang
kemaluannya. Setelah kedua terong itu masuk ke
sasaran masing-masing saya membenarkan ikatan-
katan.
"Ugh... ugh... ugh..." Hanya terdengar dari
mulutnya yang saya ikat dengan serbet dapur dan
terlihat matanya mengeluarkan air mata.
Saya tinggalkan bos saya dan saya menuju ke
kamar Lady. Di dalam kamar Lady yang tidak
terkunci saya perlahan-lahan masuk. Setibanya di
dalam saya lihat Lady yang begitu cantik, kulitnya
putih dan menggunakan baju tidur dengan kain
yang sangat tipis. Perlahan-lahan saya singkapkan
baju tidurnya, dan jantung saya mulai berdetak
cepat sekali. Dalam pikiran saya, saya akan
mendapatkan keperawanan perempuan secantik
dan seanggun Diana Pungky. Perlahan-lahan saya
tarik CD-nya sehingga pas untuk gunting merobek
CD-nya. Saya melihat belahan kemaluan yang
sangat terawat serta bulu-bulu yang terawat,
perlahan-lahan saya dekati hidung saya ke arah
kemaluannya yang terhimpit oleh kedua pahanya.
Saya menghirup bau harum dari kemaluannya,
saya beranikan tangan saya mengelus bukit yang
berada di hadapan saya. Lalu karena kemaluan saya
sudah tegang, saya buka celana dan CD saya
sehingga kemaluan saya seperti pisau tegak lurus ke
depan.
Saya mencoba untuk bermain belakang, tidak
masuk-masuk lalu saya meludah ke tangan dan
saya olesi perlahan-lahan bukit kemaluannya dengan
ludah. Sekali dua kali tidak berhasil dan Lady
merubah posisi tidurnya dengan telungkup dan
memeluk guling sehingga kemaluannya terlihat
merekah dihiasi dengan lambaian-lambaian rambut
yang rapi. Untuk ketiga kalinya saya mencoba, dan
saya berhasil memasukkan kepala kemaluan saya ke
dalam liang lubang kemaluannya.
"Siapa sih yang mainin memek lady," ujarnya
sambil dengan tidak bergeming.
"Uhg... uhg... st... sts... sakit... sakits..sakits."
Seraya kemaluan saya masuk seluruhnya dan Lady
terdorong dalam posisi tengkurap dan kemaluan
saya masuk seluruhnya ke dalam lubang
kemaluannya.
"Aduh... aduh... mama... sts.. sakits... sakits."
Memang kepala lady saya pegang agar tidak melihat
siapa yang berbuat. Setelah lima menit saya genjot,
Lady mulai melemas dan saya melihat adanya
cairan putih bercampur dengan ......darah keluar dari dalam liang lubang
kemaluannya.
Inilah pembalasan yang setimpal dari saya atas
pemerkosaan yang dilakukan oleh ibumu dalam hati
saya. Setelah sepuluh menit saya merasakan ada
sesuatu yang akan keluar dari kemaluan saya dan
saya tekan kuat sekali.
"Sts... sts... Lad..dy, saya ak..akan menjaa..di suami
mu..u!"
Setelah berkata itu maka, "Crots... crots... crots,"
sperma saya menghujani liang kemaluannya
sehingga terlihat banjir.
Setelah bermain dengan Lady, terlihat Lady lemas
dan lunglai, maka saya diamkan saja posisinya dan
saya keluar kamar melihat ibunya alias bos saya.
Lalu saya buka sumpalan mulutnya, "Hsm... hsm...
Toon, sasssya min..ta maa..af att..as per..buat..tan
say..ya, kemarinnn. Say..ya mer..rasakan
skits..nya."
"Saya juga meminta maaf bu, tapi sebelumnya
tolong ibu tandatangani surat perjanjian ini yang
telah disetujui bersama."
"O... boll..eh sin..ni."
Bos saya beranjak dari ranjangnya dengan hati-hati
karena masih merasakan perih di anus dan di liang
kemaluannya. Tanpa disadari bahwa perjanjian itu
telah saya ganti isinya, bahwa semua kekayaan bos
saya akan beralih kepada saya setelah ia menjadi istri
pertama saya dan lady menjadi istri kedua saya.
Sekali mendayung dua tiga pulau kulampaui, tidak
ada masalah ibunya janda, yang penting anaknya
dan hartanya.
Setelah peristiwa itu berlalu satu bulan, saya
memberikan copy dari perjanjian itu dan saya
mendapat kabar bahwa Lady tidak melaporkan
kepada siapa saja bahwa ia telah diperkosa.
"Ton... ton, dipanggil boss tuh," ujar skretaris bos
saya.
"Siang bu."
"silakan duduk Ton."
"Ton, kok perjanjiannya seperti ini?"
"Beda dengan yang Ibu maksud?"
"Ah, ibu lupa kali"
"Berarti kamu punya istri dua orang, saya dan anak
saya? Iya Ton?"
"Benar bu."
"Saya tidak mau."
"Ibu tidak mau, maka saya akan katakan bahwa
Lady telah diperkosa oleh preman"
"Ti..dak."
"Yah kalo ibu tidak mau saya beberkan kelakuan ibu
dengan saya di kantor polisi."
"Kamu ancam saya? Ok kalo begitu, saya istri di
bawah tangan dan anak saya istri yang sah."
"Hari ini kita menikah di bawah tangan dan kamu
tidak boleh serumah dengan saya sampai kamu
menikah dengan anak saya."
Begitulah ceritanya pengalaman saya, dan sampai
saat ini saya telah mempunyai 2 orang anak
berumur 3 tahun dan 8 bulan dari Lady dan dari bos
saya saya mempunyai anak berumur 5 tahun.
SEKIAN


Adult | GO HOME | Exit
1/25416
U-ON

inc Powered by Xtgem.com